Beranda > Hari Sabat dan Minggu > Minggu adalah valid untuk beribadah

Minggu adalah valid untuk beribadah

SABAT DALAM KITAB KEJADIAN 1

 Pembahasan tentang Sabat adalah pembahasan isi Alkitab yang menarik dan unik.  Menarik karena Sabat menyangkut hari yang suci bagi kita, sekaligus juga unik karena pembahasan tentang Sabat membuat orang harus memilih, ”which day”, hari Sabtu atau Minggu.  Apakah Sabat dimaksud hari ketujuh (Sabtu) ataukah hari pertama (Minggu)?

 

Keluaran 20:8-11

Konteks
20:8 Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat1 :p  20:9 enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu,q  20:10 tetapi hari ketujuh adalah hari Sabatr  TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. 20:11 Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, s  laut dan segala isinya, dan Ia berhenti t  pada hari u  ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.

 

Kita dilihat disini bahwa hari Sabat berada dalam konteks hari-hari penciptaan.  Pertanyaan mendasar sekarang yang harus dijawab adalah bagaimana penjelasan hari Sabat ditengah-tengah konteks hari-hari penciptaan?

 

Kalau kita membaca isi Kitab Kejadian 1 sampai Kejadian 2:4, maka jelas ada beberapa hal sebagai berikut:

 

  1. Tuhan Allah menciptakan alam semesta dalam 6 hari
  2. Pada hari ketujuh penciptaan selesai
  3. Pada hari ketujuh Allah memberkati dan menguduskan nya, dan Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan (Kejadian 2:2-3)

 

Kemudian, ada beberapa hal yang Kitab Kejadian tidak ceritakan pada kita, walaupun beberapa ajaran (misalnya ajaran Gereja Advent) yang berasumsi atau mengklaimnya, yaitu hal-hal sebagai berikut:

  1. Tidak dikatakan dalam Alkitab Kejadian 1-2 bahwa manusia beristirahat pada hari ketujuh  atau Tuhan memerintahkan Adam dan Hawa untuk beristirahat pada hari ketujuh.
  2. Tidak diperintahkan oleh Tuhan agar manusia mengikuti contoh /pola Allah
  3. Tidak diceritakan bahwa pada hari ketujuh Tuhan mengajar Adam dan Hawa
  4. Tidak dikatakan bahwa Tuhan menciptakan hari Sabat, lalu manusia Adam dan Hawa  memeliharanya.

 

Manusia diciptakan pada hari keenam lalu ”Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu sungguh amat baik” (Kej 1:30).  Jadi jelaslah bahwa Adam dan Hawa tidak melalukan ibadah seminggu sekali setiap hari Sabtu (Sabat).  Sebelum dosa masuk kedalam Hawa dan Adam, juga tidak ada perintah menguduskan hari Sabat.  Sabat hanya diperintahkan kepada manusia setelah dosa masuk kedalam dunia.

 

Oleh sebab itu, tidak ada alasan berbasis kitab Kejadian untuk mengklaim bahwa hanya hari Sabat yang valid untuk beribadah kepada Tuhan.  Menurut saya, hari Minggu pun adalah hari yang valid untuk kita beribadah!

 

 

 

 

 

  1. Edward Balbed
    18 April 2012 pukul 7:17 am

    Shalom, “Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat” Keluaran 20:8. Hanya inilah hukum yang didahului perkataan “ingatlah.” sebab TUHAN tahu akan banyak orang MELUPAKANNYA.. Hari sabat adalah WAKTU dimana ALLAH telah BERHENTI dari pekerjaan penciptaan.. tapi untuk apa ALLAH BERHENTI? apakah karena DIA capek, lelah? TENTU TIDAK dalam Yesaya 40:28 mengatakan: Tidakkah kautahu, dan tidakkah kaudengar? TUHAN ialah Allah kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung; Ia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu, tidak terduga pengertian-Nya.
    LALU UNTUK APA ALLAH BERHENTI? Kalau hanya karena pekerjaan penciptaanNya telah selesai, mengapa DIA harus MENYATAKAN atau menjadikan hari BERIKUTNYA atau HARI KETUJUH???

    • 18 April 2012 pukul 10:26 am

      Saya yakin bahwa hari apapun Anda beribadah, Sabtu atau Minggu adalah sah dan valid. Keluaran 20:8 itu berlaku untuk bangsa Israel, sebagai tanda kekhususan, kunikan bangsa Israel sehingga dapat dibedakan antara bangsa Israel (umat pilihan) dengan bangsa non-Israel (bukan umat pilihan) pada masa PL.

      Pada masa PB, tanda/keunikan orang pilihan bukan lagi hari Sabat. Kita bukanlah orang Israel, melainkan murid-murid Kristus.

  2. Yang Mencari
    18 April 2012 pukul 6:08 pm

    Adakah penyucian Hari Sabat Hari Ketujuh hanya jatuh pada bangsa Israel? Dan dimanakah tulisan dalam alkitab yang membolehkan penyucian hari lain selain Hari Sabat Hari Ketujuh?bukankah Yesus sendiri menyucikan Hari Sabat?

    • 24 April 2012 pukul 12:15 pm

      Kita hidup di jaman Anugerah. Ibadah kita adalah ibadah hakekat. ibadah batiniah. Hari Sabat dan hukum-hukum lain dalam PL adalah tanda-tanda lahiriah yang membedakan bangsa Israel dari bangsa lainnya. Anugerah keselamatan sekarang diberikan kepada semua bangsa: bangsa Israel, Yunani, Indonesia dll semua bangsa. Jadi semua tanda-tanda lahiriah tidak lagi milik kita, kita sudah milik Kristus, kita adalah murid Kristus. Ibadah kita sekarang adalah ibadah batiniah atau ibadah hakekat di dalam Kristus.

  3. Edward Balbed
    19 April 2012 pukul 8:51 am

    Apakah BENAR demikian? apakah dalam PB murid-murid KRISTUS beribadah pada hari minggu atau tetap hari SABAT? atau mereka sudah bebas beribadah pada hari apa saja?

    • 24 April 2012 pukul 12:11 pm

      Yesus sendiri beribadah pada hari Sabat, sesuai dengan hukum Taurat… karena waktu itu Yesus masih dalam pelayanan di bumi, Yesus Isa Almasih belum dibangkitkan.

  4. Edward Balbed
    19 April 2012 pukul 9:10 am

    Sepuluh perintah dalam Keluaran 20 yang perlu kita INGAT bahwa hal itu sudah ada jauh sebelum di SINAI, dan 10 Perintah itu dibagi menjadi 2 bagian:
    Perintah 1-4 = Mengatur hubungan antara Manusia dengan Allah
    Perintah 5-10 = Mengatur hubungan antara Manusia dengan Manusia (Sesama)
    sedangkan dalam PB Perintah tersebut DIPERBAHARUI yang memiliki prinsip yang sama dalam Matius 22:37-40.
    Pada ayat 37,38 = Mengatur hubungan antara Manusia dengan Allah
    Pada ayat 39-40 = Mengatur hubungan antara Manusia dengan Manusia (Sesama)

    Untuk siapa hari Sabat dijadikan?
    “Lalu kata Yesus kepada mereka, hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat.” Markus 2:27.
    Hari Sabat untuk manusia bukan bangsa tertentu, pada waktu Allah membuatnya belum ada yang namanya bangsa ISRAEL.

    • 24 April 2012 pukul 12:09 pm

      Pernyataan Anda bahwa sepuluh perintah dalam Keluaran 20 sudah ada jauh sebelum di SINAI adalah sebuah asumsi atau spekulasi saudara sendiri …

      Markus 2:27 yang dimaksud Yesus adalah hari Sabat diadakan untuk manusia, bukan semua manusia tetapi khusus bangsa Israel sebagai ciri khas atau tanda khusus bangsa Israel. Yesus tidak maksudkan semua manusia, sebab saat tersebut Yesus belum di salib dan dibangkitkan.

  5. Edward Balbed
    19 April 2012 pukul 9:14 am

    Untuk berapa lama hari Sabat dimaksudkan untuk disucikan?
    Hari Sabat itu akan disucikan sampai selama-lamanya. Baca Yesaya 66:22, 23.
    Dalam ayat tersebut sampai Langit dan Bumi yang Baru masih ada SABAT.

    • 24 April 2012 pukul 11:58 am

      Yesus Sang ALmasih sudah sempurna melakukan semua hukum Sabat. Kita adalah murid Kristus yang hidup di dalam Yesus Sang Almasih. Kita sudah dibenarkan karena Dia. Hukum Sabat dan bahkan hukum2 Taurat PL tidak lagi mengikat kita. Kita hidup dengan Hukum Kasih

  6. Edward Balbed
    19 April 2012 pukul 9:23 am

    Jadi karena SABAT diadakan atau diciptakan untuk yang namanya MANUSIA bukan bangsa lho… kapan? pada saat PENCIPTAAN :
    “Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya. Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuatNya itu, berhentilah la pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuatNya itu. Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah la berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuatNya itu.” Kejadian 2:1-3.
    MANUSIA yang telah diciptakan ALLAH pada hari KEENAM, maka pada hari yang KETUJUH (SABAT) MANUSIA itu UNTUK PERTAMA KALI BERHARI SABAT..

    • 24 April 2012 pukul 12:05 pm

      Pernyataan Anda yg mengatakan bahwa .. maka pada hari yang KETUJUH (SABAT) MANUSIA itu UNTUK PERTAMA KALI BERHARI SABAT, adalah sebuah spekulasi atau asumsi… tidak ada tertulis dalam ayat Alkitab Kejadian 1 dan 2.

  7. 24 April 2012 pukul 8:23 am

    Darwin Pangaribuan :
    Saya yakin bahwa hari apapun Anda beribadah, Sabtu atau Minggu adalah sah dan valid. Keluaran 20:8 itu berlaku untuk bangsa Israel, sebagai tanda kekhususan, kunikan bangsa Israel sehingga dapat dibedakan antara bangsa Israel (umat pilihan) dengan bangsa non-Israel (bukan umat pilihan) pada masa PL.
    Pada masa PB, tanda/keunikan orang pilihan bukan lagi hari Sabat. Kita bukanlah orang Israel, melainkan murid-murid Kristus.

  8. 24 April 2012 pukul 8:28 am

    anda bilang tadi bahwa itu sama, mengapa sama apakah ada alasan , di dalam alkitab kan di jelaskan , dalam buku keluaran bukan hari minggu , berarti harus mengikuti apa yang di katakan oleh Alkitab dan hari ketujuh lah istirahat di katakan dalam Alkitab .

    • 24 April 2012 pukul 11:56 am

      Dalam Yesus kita bersaudara, hukum Kasih berkata, “bila ada dua atau tiga orang berkumpul, maka Yesus ada ditengah-tengah kita” Hari apapun Anda berkumpul bersama dengan saudara seiman, yakinlah bahwa Yesus hadir ditengah-tengah kita. Entah saudara beribadah pada hari Sabtu atau hari Minggu.

    • 24 April 2012 pukul 2:47 pm

      Baca tulisan saya yg baru berjudul SEMUA HARI ADALAH BAIK UNTUK BERIBADAH

      • 25 April 2012 pukul 7:00 am

        Trus kalau beribadah hari minggu , ada gak tertulis di alkitab?
        Yang saya tau bahwa hari minggu itu dalam bahasa inggris adalah sunday yang artinya hari matahari.

      • 26 April 2012 pukul 9:50 am

        Bahkan di dalam PB tidak ada perintah untuk merayakan Sabat Sabtu. Hanya di dalam PL, ber Sabat adalah sebuah perintah. Lebih jauh lagi dalam PB dijelaskan bahwa TIDAK BERSABAT SABTU ADALAH TIDAK MASUK DALAM DAFTAR DOSA.

      • 29 April 2012 pukul 5:55 am

        trus klo hari minggu ada gak di tulis?

      • 1 Mei 2012 pukul 4:56 am

        Baca tulisan saya “Yesus bangkit dan menampakkan diri pada hari pertama (Minggu)”. Pertanyaan Anda sinonim dengan hal ini, “Anda percaya Trinitas bukan? Apakah ada tertulis dalam alkitab kata Trinitas tersebut”

      • 1 Mei 2012 pukul 8:57 am

        boleh tau dmana itu di tulis?

      • 7 Mei 2012 pukul 9:19 am

        Baca tulisan saya dalam blog ini juga

    • 13 September 2012 pukul 5:49 am

      Apabila seseorang X adalah seorang murid Kristus, sedang bekerja di Timur tengah dimana hari Jumat adalah hari libur/hari merah seperti kita disini hari Minggu, lalu hari minggu adalah hari kerja seperti biasa. Kemudian, Sdr X sebagai orang Nasrani mengambil hari off misalnya hari Rabu, sehingga hanya di hari Rabu Sdr X punya kesempatan beribadah. Apa pendapat Saudara sekalian? Apakah haram hukumnya beribadah pada hari Rabu?

      Saya tegaskan bahwa setiap hari (Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, Minggu) adalah valid, sahih, halal, suci untuk beribadah! Di dalam Dia, Gusti Yesus Isa Almasih adalah pusat ibadah kita, dan bukan “hari sesembahan” kita.

      Orang Advent GMAHK yg beribadah hari Sabtu, adalah OK. Orang Nasrani beribadah hari Minggu adalah OK. Adakah yang keberatan dengan perkara ini?

  9. 24 April 2012 pukul 8:48 am

    trus kalau memang PL hanya untuk orang israel , mengapa orang orang memakai peraturan dari perjanjian lama

  10. Edward Balbed
    6 Mei 2012 pukul 3:55 am

    Shalom, kita tentu setuju dalam berdiskusi untuk mencari kebenaran, maka marilah kita berdiskusi hanya berdasarkan dari ALKITAB saja sebagai DASAR KEBENARAN KRISTEN (Yohanes 17:17) BUKAN berdasarkan PIKIRAN KITA..GBU

    • 7 Mei 2012 pukul 9:18 am

      Diskusi menghasilkan perbedaan, tetapi percaya bahwa hanya pengorbanan darah Kristus, kita adalah pemenang dan akan mendapat anugerah keselamatan..it is so simple.

  11. Edward Balbed
    6 Mei 2012 pukul 3:59 am

    Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, hal 763 terdapat kata “Sabat – Sabtu; hari ketujuh (hari Tuhan beristirahat sesudah menciptakan alam semesta, menurut kitab Taurat).”
    Kamus bahasa Inggris “Webster’s Dictionary” menulis “Sabbath, the seventh-day of the week” dan “Sunday, the first day of a week.”
    Ada 108 bahasa di dunia mengartikan hari Sabtu sebagai “hari Sabat”. Beberapa contoh : bahasa Portugis dan Spanyol menyebutnya “Sabbado”; bahasa Rusia menyebutnya “subbata”; bahasa Bulgaria katakan “Shubbuta”, orang Arab penyebutnya “As-Sabt”. Khusus dalam bahasa Arab, hari pertama (Minggu) adalah Ahad, yang berasal dari kata “wahid” artinya satu. Hari Senin dari kata “isnain” yang artinya dua. Hari Selasa, dari kata “tsalasa” artinya tiga, dst. Berarti hari ketujuh adalah hari Sabtu.

    • 7 Mei 2012 pukul 9:17 am

      Ini tinjauan etimologis kata “Sabat”, memang betul Sabat adalah hari ketujuh. Dalam kita Kejadian, Hari pertama sampai hari keenam : Tuhan menyatakan bahwa semuanya itu adalah baik adanya.

  12. Edward Balbed
    6 Mei 2012 pukul 4:01 am

    Apakah Kristus mengubah hari Sabat?

    “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.” Matius 5:17, 18.

    Catatan: Yesus memelihara hari yang dipelihara orang Yahudi yang setiap orang mengetahuinya adalah hari yang ketujuh. Ini adalah kebiasaanNya. Baca Lukas 4:16. Dia juga menyatakan murid-murid itu akan memeliharanya sesudah kenaikanNya (Matius 24:20).

    • 7 Mei 2012 pukul 9:15 am

      pada saat pelayanan=Nya Yesus patuh pada hari Sabat. Kebangkitan Yesus di hari pertama Minggu menunjukkan bahwa kehadiran Yesus tidak lagi ditentukan atau dibatasi oleh waktu. Tidak ada satu ayat pun dalam PB bahwa salah satu dosa seseorang adalah tidak merayakan Sabat Sabtu!

  13. Edward Balbed
    6 Mei 2012 pukul 4:02 am

    Apa tandanya bahwa Allah adalah Pencipta?
    “Maka haruslah orang Israel memelihara hari Sabat, dengan merayakan Sabat, turun-temurun menjadi perjanjian kekal. Antara Aku dan orang Israel maka inilah suatu peringatan untuk Seama-lamanya, sebab enam hari lamanya Tuhan menjadikan langit dan bumi, dan pada hari yang ketujuh la berhenti bekerja untuk beristirahat.” Keluaran 31:16, 17. Hari Sabat menjadi tanda bahwa Allah adalah Pencipta.

    • 7 Mei 2012 pukul 9:12 am

      Alam semesta dan segala isinya adalah wahyu umum yang menyatakan bahwa Tuhan Allah adalah Sang pencipta

  14. Edward Balbed
    6 Mei 2012 pukul 4:03 am

    Tanda apa lagi hari Sabat itu?
    “Katakanlah kepada orang Israel, demikian: Akan tetapi hari-hari SabatKu harus kamu pelihara, sebab itulah peringatan antara Aku dan kamu turuntemurun sehingga kamu mengetahui, bahwa Akulah Tuhan yang menguduskan kamu.” Keluaran 31:13. Baca juga Yehezkiel 20:12, 20. Catatan: Kuasa ilahi yang sama yang perlu untuk penciptaan juga diperlukan untuk penciptaan kembali kehidupan rohani. Kelahiran baru adalah penciptaan Allah dalam kerajaan rohani, sebagaimana dunia baru pada waktu penciptaan adalah kuasa Allah yang kreatif yang bekerja dalam kerajaan jasmani .
    Catatan : Hari Sabat adalah suatu tanda kedaulatan Allah. Dia adalah Pencipta dan Penebus. Kristus harus yang terutama dalam kehidupan Kristen. Pemeliharaan hari SabatNya yang suci adalah senantiasa suatu tanda kesetiaan kepadaNya sebagai Tuhan dan Juruselamat.

    • 7 Mei 2012 pukul 9:11 am

      Isa Almasih adalah Allah yang Transeden dan Imanen, tidak dibatasi oleh ruang dan waktu

  15. Edward Balbed
    6 Mei 2012 pukul 4:05 am

    Hari SABAT diibaratkan sebagai CAP atau METERAI ALLAH
    Apakah meterai atau cap itu?
    Suatu tanda pengesahan terhadap suatu perjanjian atau peraturan dari si pembuat perjanjian/peraturan.Raja-raja zaman purba mempunyai cincin yang digunakan sebagai meterai. Sekarang kebanyakan dokumen yang sah memerlukan meterai-meterai untuk disetujui.
    Apakah ada cap Allah dalam Hukum-Nya yang suci – sepuluh hukum itu?
    “…hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN Allahmu; … Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.” Keluaran 20 : 10a, 11
    Catatan : Hukum keempat adalah meterai 10 Hukum Allah sebab di dalamnya tercantum :
    a. Nama Allah (“TUHAN ALLAHMU”)
    b. Pangkat atau Jabatan (“PENCIPTA atau “KHALIK”)
    c. Wilayah kekuasaannya (“LANGIT DAN BUMI”).

    • 7 Mei 2012 pukul 9:10 am

      Penjelasan Anda campur aduk antara hukum, cap, lalu meterai.
      Anda berspekulasi berlebihan… hukum Allah Anda tingkatkan statusnya menjadi Cap atau Meterai akhir zaman….

  16. Edward Balbed
    6 Mei 2012 pukul 4:06 am

    Bagaimana saya dapat masuk ke dalam perhentian Allah?
    Saya harus menerima pekerjaan Kristus yang sempurna dan selesai itu. Saya harus datang menghadap takhta karuniaNya dan Dia akan memberikan pertolongan pada waktunya kepadaku dalam perselisihan saya dengan iblis. Baca Ibrani 4:16. Orang berdosa yang bertobat menerima Kristus sebagai Tuhan dari kehidupannya dan dengan sudi memberikan kesetiaan dan penurutannya kepada Allah untuk keduanya dibentuk dan digunakan oleh Dia dalam pelayananNya.
    Kesimpulan
    Hari Sabat adalah tanda dari seluruh kegiatan Allah, kuasa kreatifNya dalam semesta alarn, dan kuasaNya menciptakan kembali dalam hati. Baca II Timotius 2:19. Meterai persetujuan Allah apabila ditempatkan pada seseorang akan menunjukkan dia telah mendapat kemenangan atas

    • 7 Mei 2012 pukul 9:08 am

      Darah Kristus memberi jaminan keselamatan pada murid-murid Kristus. Sabat tidak menyelematkan, Sabat hanyalah paket seremonial di jaman PL. Kristus sudah menyempurnakan semua hukum Sabat. Tidak ada satu orang Advent pun diseluruh dunia yang sudah sempurna melaksanakan hukum Sabat! Tidak juga Anda, tidak juga Pendeta Anda. Banyak jemaat dan Pendeta Advent yang tidak konsisten melaksanakan hukum ke 4. Contoh sederhana mereka hanya bekerja 5 hari (Senin sampai Jumat), Sabtu ibadah Sabat, dan Minggu berhenti dan tidak bekerja. Padahal Hukum ke 4 menyatakan kita harus bekerja 6 hari lalu berisitirahat hari Sabat.

  17. Edward Balbed
    6 Mei 2012 pukul 4:07 am

    LANJUTAN KOMENTAR:
    dosa dan itu akan nyata bahwa dia milik Allah. Menurut Wahyu 7:1-3 kita hidup pada zaman pemeteraian. Umat Allah akan menjadi pemelihara hukum. Hari Sabat adalah tanda luar, tanda atau meterai yang membedakan mereka dari orang-orang yang tidak menurut atau mengakui hukum-hukum Allah. Tetapi bagi umat Allah hari Sabat berarti penyucian. Itu adalah tanda antara mereka dan Allah yang menandakan mereka sebagai milik Allah.

    • 7 Mei 2012 pukul 9:02 am

      Aha?? Anda berspekulasi bahwa Sabat adalah tanda atau meterai di hari zaman? jadi di akhir zaman akan ada dua golongan manusia: 1. orang ADVENT (bertanda hari Sabat). 2 orang non Advent (Ibadah Minggu, Jumat lohor dll).. Berhati-hatilah dengan pernyataan Anda itu

  18. Edward Balbed
    6 Mei 2012 pukul 4:11 am

    Menurut Matius, apa hubungan antara hari Sabat dan hari Pertama dari minggu itu?
    “Seteiah hari Sabat lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu, pergilah Maria Magdalena dan Maria yang lain, menengok kubur itu.” Matius 28:1.
    Catatan: Matius menyebutkan dua hari; satu disebut hari Sabat; satu lagi disebutkan hari pertama dari minggu itu. Hari Sabat datang sebelum hari pertama. Tidak ada anjuran untuk mengubah hari Sabat. Umumnya menurut dugaan, injil Matius ditulis kira-kira tiga puluh tahun sesudah penyaliban dan Matius masih menyebut hari Sabat sebagai hari ketujuh.

    • 7 Mei 2012 pukul 9:00 am

      di dalam PB juga tidak ada perintah untuk berbakti di hari Sabat

  19. Edward Balbed
    6 Mei 2012 pukul 4:12 am

    Apa kesaksian Markus mengenai hari pertama dari Minggu itu?
    Dua kali Markus menyebutkan hari pertama itu. Dia mengatakan, “Setelah lewat hari Sabat, Maria Magdalena dan Maria ibu Yakobus, serta Salome membeli rempah-rempah untuk pergi ke kubur dan meminyaki Yesus. Dan pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu, setelah matahari terbit, pergilah mereka ke kubur …….. Setelah Yesus bangkit pagi-pagi pada hari pertama minggu itu, la mula-mula menampakkan diriNya kepada Maria Magdalena. Dari padanya Yesus pernah mengusir tujuh setan.” Markus 16:1, 2, 9.
    Catatan: Hari pertama yang sama disebutkan dalam ayat 2 dan 9. Ayat 9 semata-mata memperkuat Kristus bangkit pada hari pertama dan menemui Maria Magdalena. Ayat 2 mengatakan bahwa perempuan-perempuan itu datang untuk meminyaki Kristus pada hari pertama dan hari Sabat sudah lewat ketika mereka pergi melakukan perintah ini. Markus mengatakan bahwa hari Sabat datang sebelum hari pertama. Selanjutnya mereka akan mengawetkan mayat Kristus pada hari pertama, suatu upacara yang tidak akan mereka lakukan pada hari Sabat.

  20. Edward Balbed
    6 Mei 2012 pukul 4:13 am

    Bagaimana Lukas menjelaskan perbedaan antara hari Sabat dan hari Minggu?
    “Tetapi pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu mereka pergi ke kubur membawa rempah-rempah yang telah disediakan mereka.” Lukas 24:1. Catatan: Ini adalah peristiwa yang sama yang dicatat oleh para penulis lain dengan beberapa penerangan tambahan. Baca Lukas 23:54-56. Kristus disalibkan pada hari persediaan yakni hari Jumat. Dia mati setelah hari Sabat sudah dekat. Pada hari Jumat yang sama perempuan-perempuan itu menyediakan rempah-rempah untuk meminyakiNya. Hari berikutnya yakni hari Sabtu mereka berhenti “menurut hukum itu.” Oleh sebab itu ada tiga hari yang terkenal: hari persediaan, hari Sabat, dan hari pertama dari minggu itu, tetapi mereka berhenti pada hari Sabat, Sabtu.

  21. Edward Balbed
    6 Mei 2012 pukul 4:14 am

    Mengapa murid-murid itu berkumpul bersama-sama pada petang hari pertama?
    Dua ayat terakhir di mana hari pertama disebutkan yaitu dalam Yohanes 20:1dan 19 yang mengatakan, “Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, pergilah Maria Magdalena ke kubur itu dan ia melihat bahwa batu telah diambil dari kubur ……. Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orangorang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: `Damai sejahtera bagi kamu! “‘
    Catatan: Pada ayat pertama Yohanes hanya mengulangi apa yang telah dituliskan para evangelis lain. Ayat sembilan belas menunjukkan bahwa murid-murid itu berkumpul dan pintu ditutup dan dipalang “karena takut kepada orang-orang Yahudi.” Mereka di situ bukan untuk merayakan kebangkitan walaupun mereka tahu Yesus tidak ada dalam kubur. Mereka tidak percaya bahwa Dia telah bangkit.

    Setiap ayat dalam Perjanjian Baru yang menyebutkan hari pertama dari minggu itu sekarang telah dipertimbangkan. Tidak satupun menyatakan hari pertama dari minggu itu sebagai hari Sabat. Tetapi ada dalam ayat-ayat ini bukti yang kuat untuk kesucian dari hari Sabat hari ketujuh. Adalah menarik untuk memperhatikan bahwa apabila Alkitab menyebutkan hari pertama dari minggu itu biasanya dibuat demikian oleh membandingkannya dengan hari Sabat.

  22. Edward Balbed
    6 Mei 2012 pukul 4:18 am

    Saya teringat ayat dalam ALKITAB yang sering disalah artikan yang menyatakan semua hari sama dalam kitab ROMA 14:5-6, sehingga saya tergerak untuk memberikan penjelasan :
    Roma 14 : 5 – 6
    “Yang seorang menganggap hari yang satu lebih penting dari pada hari yang lain, tetapi yang lain menganggap semua hari sama saja. Hendaklah setiap orang benar-benar yakin dalam hatinya sendiri. Siapa yang berpegang pada suatu hari yang tertentu, ia melakukannya untuk Tuhan. Dan siapa makan, ia melakukannya untuk Tuhan, sebab ia mengucap syukur kepada Allah. Dan siapa tidak makan, ia melakukannya untuk Tuhan, dan ia juga mengucap syukur kepada Allah.” Roma: 14::5-6
    Paulus menulis dari hal bagaimana seorang meninggikan satu hari di atas yang lain. Ayat-ayat tersebut tidak menyebutkan hari Sabat atau perbaktian atau perintah Allah — hanya manusia secara pribadi yang menganggap hari-hari tertentu penting. Oleh sebab itu Paulus di sini hanya membicarakan sesuatu yang adalah pendapat manusia bukan pendapat Ilahi.
    Ayat pertama dalam pasal itu menjadi kunci bagi kita. Paulus menulis : “Terimalah orang yang lemah imannya tanpa mempercakapkan pendapatnya” (Roma 14:1). Paulus menasehati agar mereka yang kuat imannya tidak menyalahkan mereka yang lemah imannya sehubungan dengan “masalah yang diperdebatkan” atau pendapat pribadi. Kedua hal ini yakni makanan dan hari adalah berkaitan dengan “lemah iman.”
    Adakah “lemah iman” berkaitan dengan hukum yang telah Tuhan berikan sebelumnya ? Tentu tidak. Alkitab tidak pernah saling bertentangan, sebaliknya Alkitab saling melengkapi. “Lemah iman” dapat diperoleh keterangannya dalam I Korintus 8. “Tetapi jagalah, supaya kebebasanmu ini jangan menajdi batu sandungan bagi mereka yang lemah …..melukai hati nurani mereka yang lemah …” (ay 9, 12).
    Salah satu yang diperdebatkan adalah mengenai pantas tidaknya makan daging yang sudah dipersembahkan kepada berhala (hal yang sama terjadi dalam I Korintus 8). Banyak dari daging yang dijual di pasar sudah dipersembahkan lebih dahulu kepada berhala oleh si penjual. Ada orang-orang Kristen Yahudi yang sangat teliti dan hati-hati yang percaya bahwa memakan daging yang sudah dipersembahkan kepada berhala adalah sama juga seperti seorang penyembah berhala. Ada juga orang-orang Kristen non Yahudi yang berasal dari penyembah berhala yang merasa bahwa memakan daging persembahan berhala berarti bersatu dengan berhala. Sehingga banyak orang Kristen pada masa itu menjadi vegetaris, bukan karena alasan kesehatan, tetapi karena menghindar penajisan secara rohani. Sebaliknya mereka yang kuat imannya memakan daging persembahan berhala tanpa merasa bersalah, karena bagi mereka tidak ada berhala di dunia ini hanya ada Allah yang esa (lihat I Korintus 8:4-6).
    Selain persoalan daging, masih banyak yang percaya ada unsur kebenaran agama dalam berpuasa. Beberapa dari orang Kristen Yahudi tetap melaksanakan puasa pada hari-hari tertentu, yang lain, yang tidak berpuasa pada hari-hari tersebut, mendapat celaan.
    Jadi ayat ini sama sekali tidak berbicara tentang hari Sabat.

  23. Edward Balbed
    6 Mei 2012 pukul 4:23 am

    Tidak ada ayat dalam Alkitab yang menyatakan bahwa hari Kebangkitan Yesus (Minggu) harus dirayakan sebagai ganti hari Sabat (Sabtu). LALU MENGAPA BANYAK ORANG BERIBADAH PADA HARI MINGGU???sedangkan ALKITAB sebagai DASAR KEPERCAYAAN ORANG KRISTEN TIDAK PERNAH MENGAJARKANNYA????

    Bagaimanakah terjadinya perubahan hari kebaktian dari Sabtu menjadi Minggu?

    Banyak ahli sejarah gereja memperkirakan permulaan adanya perubahan hari-hari itu secara perlahan-lahan. Sesudah kehancuran kota Yerusalem pada tahun 70 M dan pecahnya pemberontakan orang Yahudi terhadap bangsa Romawi (saat itu orang Yahudi dalam penjajahan bangsa Romawi) yang dipimpin oleh Bar-Kokkba pada tahun 135 M, orang-orang Yahudi itupun terpencar di seluruh kekaisaran itu. Nama dan agamanya ditentang habis-habisan. Di beberapa tempat, orang Yahudi diperlakukan sebagai “orang yang tidak disenangi”. Setelah pemberontakan Yahudi yang dipimpin oleh Bar-Kokkba dihancurkan oleh Kaisar Hadrian, Hadrian melarang praktek agama Yahudi di seluruh kerajaan, khususnya melarang pemeliharaan Sabat. (“Divine Rest for Human Restlessness”, Dr. Samuele Bacchiocchi, hal 238)

    Salah satu ciri yang paling nyata dari orang Yahudi adalah pemeliharaan hari Sabat. Karena pemeliharaan hari Sabat adalah juga bagian dari gereja Kristen, maka beberapa penguasa Romawi menganggap Kekristenan sebagai satu sekte Yahudi. Karena dihubungkan dengan sekte Yahudi inilah maka banyak orang Kristen dianiaya di zaman permulaan sejarah gereja ini. Dan penganiayaan ini telah menuntun beberapa bishop gereja untuk mencari jalan keluar agar tidak menghubungkan Kekristenan mula-mula itu dengan agama Yahudi. Maka secara berangsur hari ibadah berpindah ke hari Minggu, demi membedakan diri dengan bangsa Yahudi dan menghindari penganiayaan Roma.

    • 7 Mei 2012 pukul 8:56 am

      hari apapun Anda beribadah adalah Valid…. it is so simple..
      baca tulisan saya dalam blog ini.

  24. Edward Balbed
    6 Mei 2012 pukul 4:23 am

    Lalu mengapa hari Minggu yang dipilih sebagai pengganti hari Sabtu?

    Orang-orang kafir dalam Kerajaan Roma adalah penyembah matahari yang meng-keramat-kan hari Minggu (sun’s day). Para kaisar Roma pun menyatakan diri mereka sebagai dewa matahari, memeteraikan lambang matahari di atas mata uang mereka dan membangun serta menuntut penyembahan dari rakyat. Beberapa ahli teologia percaya bahwa gereja melihat suatu keuntungan dalam berkompromi dengan agama kafir. Dengan mengambil beberapa kebiasaan kafir, maka orang-orang kafir akan bertobat menjadi orang Kristen lebih cepat dan lebih merasa senang. Juga akan menguntungkan kerajaan Roma karena menyatukan rakyatnya menjadi satu agama yang besar.

    Kebangkitan Kristus pada hari pertama dalam minggu telah menjadi jembatan antara kekafiran dan keKristenan. Dengan jalan berkompromi, maka para pemimpin gereja yang mula-mula secara bertahap sudah meninggikan hari Minggu sebagai pengganti hari Sabat yang benar. Namun demikian permeliharaan hari Sabat masih tetap dipraktekkan. Di berbagai tempat pembela-pembela kebenaran Allah yang setia tidak rela menyerahkan pernyataan Allah yang sudah ada dalam hati nurani mereka. Bagi mereka, hari Sabat itu bukanlah sekedar hari saja. Hal itu adalah masalah ketaatan kepada Allah.

    • 7 Mei 2012 pukul 8:55 am

      Tidak ada kaitan penyembah matahari (Sun day) dengan hari Ibadah di hari Minggu,…. baca lebih dalam lagi soal sejarah

  25. Edward Balbed
    6 Mei 2012 pukul 4:24 am

    Mulai dari kompromi, selanjutnya ke arah mana?

    Pemeliharaan/penyucian hari Minggu semakin diteguhkan di abad-abad selanjutnya :

    ~ Undang-undang sipil yang pertama mengenai hari Minggu, diberlakukan oleh Kaisar Constantine di Roma tanggal 7 Maret tahun 321 M, yang berbunyi : “Pada Hari Matahari yang dihormati hendaknya para pembesar dan rakyat yang bertempat tinggal di kota berhenti, dan hendaknya semua bengkel ditutup. Namun di pedesaan, orang-orang yang bertani boleh dengan bebas dan sah meneruskan pekerjaan mereka.” (History of the Christisn Church, edisi tahun 1902, jilid 3, hal 380).

    ~ Langkah berikutnya dalam menjadikan pemeliharaan hari Minggu lengkap sebagai bagian agama Kristen, diambil oleh gereja di Roma dalam Konsili Laodekia. Konsili itu membuat undang-undang agama pertama mengenai memelihara hari Minggu. “Pada tahun 325, Sylvester, Bishop Roma … secara resmi mengubah sebutan hari pertama, dengan menyebutnya hari Tuhan.” (Historia Ecleslastica, hal 739).

    ~ Pada Konsili Laodekia lain, tahun 364, dibuat undang-undang berikut :
    “Orang-orang Kristen bukanlah penganut agama Yahudi dan tidak boleh bermalas-malas pada hari Sabtu …, tetapi harus bekerja pada hari itu; tetapi hari Tuhan khususnya harus mereka hormati, dan sebagai orang-orang Kristen, jika sekiranya mungkin, tidak boleh bekerja pada hari itu. Namun, jika mereka ketahuan sebagai penganut agama Yahudi ( memelihara Sabat ) , mereka akan dikeluarkan … dari Kristus.” (A History of Councils of the Church, jilid 2, hal 316).

    ~ Meskipun demikian, orang-orang Kristen masih tetap memelihara hari Sabat (Sabtu) pada abad keenam, sehingga Paus Gregory mengumkan, “mereka yang mempertahankan bahwa pekerjaan tidak boleh dilakukan pada hari yang ketujuh adalah sebagi nabi-nabi antikristus.” (The Law of Sunday, dikutip dalam Carlyle B. Haynes, From Sabbath to Sunday, hal 43).

    ~ Yang terakhir, bulan Juli 1998, Paus Yohanes Paulus II menerbitkan Surat Pastoral Dies Domini (Hari Minggu), yang menyerukan agar umat Kristen beribadah di hari Minggu sebagai penggenapan Sabat, dan meminta perundang-undangan sipil untuk memberi sarana kepada peribadahan Minggu ini.

  26. Edward Balbed
    6 Mei 2012 pukul 4:25 am

    Ketika berabad-abad kemudian lahir Reformasi Protestan, bagaimana dengan hari Sabat?

    Penting diingat bahwa Alkitab tidak mudah diperoleh orang pada zaman itu seperti sekarang ini. Ajaran-ajaran disampaikan dengan perkataan yang keluar dari mulut, sehingga para anggota harus dengan susah payah membedakan antara ajaran Kitab Suci dan tradisi. Hanya sedikit yang betul-betul mengetahui kebenaran sebagaimana diajarkan Kristus dan murid-murid-Nya.
    Martin Luther berkata, “Mereka (para paus) menyatakan perubahan hari Sabat menjadi hari Tuhan, bertentangan, kelihatannya, dengan Sepuluh Hukum; dan mereka tidak memiliki contoh lain kecuali perubahan hari Sabat itu. Mereka tentunya memerlukan kekuasaan gereja yang sangat besar, karena mencabut salah satu perintah Sepuluh Hukum.” (The Creeds of Christendom, Philip Schaff, jilid 3, hal 64).

  27. Edward Balbed
    6 Mei 2012 pukul 4:26 am

    Ketika dikatakan bahwa Gereja Katolik merubah hari Sabat dan memasukkan tradisi, apa reaksi mereka?

    Gereja Katolik membenarkan dan menyatakan bahwa memang mereka mempunyai kuasa / wewenang untuk hal itu.
    ~ “Akhirnya, pada akhir pembukaan tanggal 18 Januari 1562, semua keragu-raguan telah dilenyapkan : Archbishop dari Regio mengadakan suatu pembicaraan di mana ia secara terang-terangan memaklumkan bahwa tradisi berada di atas Kitab Suci. Dengan demikian kekuasaan gereja tidak boleh dibatasi oleh kekuasaan Kitab Suci, sebab Gereja telah mengubah … hari Sabat menjadi hari Minggu, bukan oleh perintah Kristus, melainkan oleh kekuasaannya sendiri.” (Canon and Tradition, H.J. Holtzman, hal 263).

    Gereja Roma Katolik memahami bahwa perubahan hari Sabat itu merupakan suatu tanda kekuasaan gereja. Di bawah ini terdapat pernyataan-pernyataan yang dibuat oleh para penguasa gereja :

    ~ “Anda boleh membaca Alkitab dari Kejadian sampai Wahyu dan Anda tidak akan menemukan satu pernyataanpun yang memgizinkan penyucian hari Minggu. Firman Allah menekankan pemeliharaan hari Sabtu sebagai hari perbaktian agama, suatu hari yang kami (umat Katolik) tidak pernah kududskan.” (The Faith of Our Father, James Cardinal Gibbons, hal 89, James Murphy Company, New York, 1917).

    ~ “Gereja Katolik untuk selama lebih dari seribu tahun sebelum Protestan lahir, dengan kekuatan tugas ilahinya, telah mengubah hari itu dari hari Sabtu menjadi hari Minggu. Dunia Protestan pada waktu itu baru lahir merasa bahwa hari Sabat Kristiani masih terlalu keras untuk diterobos, karena itu mereka terima saja dulu yang artinya menerima kuasa gereja itu (Katolik-red) untuk mengubah hari itu selama tiga ratus tahun lebih. Hari Sabat Kristiani pada dewasa ini adalah turunan gereja Katolik yang diakui sebagai pasangan Roh Kudus tanpa perlawanan dari pihak dunia Protestan.” (The Catholic Mirror, 23 September 1893, dikutip dari seri terakhir dari empat seri berjudul “Hari Sabat Kristiani”. The Catholic Mirror adalah organ resmi dari Kardinal Gibbons, Baltimore, Maryland, USA).

    ~ “Adalah gereja Katolik, yang dengan kuasa Yesus Kristus, yang mengganti hari perhentian itu menjadi hari Minggu sebagai peringatan kebangkitan Tuhan kita. Jadi, pemeliharaan hari Minggu oleh gereja Protestan adalah sebagai penghormatan mereka pada kuasa gereja itu” (Plain Talk about the Protestanism of Today, Monsignor Segur, Thomas B. Noonan & Co., Boston, 1868).

    ~ Di bawah ini dikutip suatu tanya-jawab :
    Tanya : “Apakah engkau mempunyai cara lain untuk membuktikan bahwa gereja mempunyai kuasa untuk menetapkan hari raya atau peraturan?”
    Jawab : “Sekiranya ia tidak mempunyai kuasa demikian, ia tidak dapat melakukan itu dimana semua pemimpin agama modern setuju kepadanya – ia tidak dapat menggantikan pemeliharaan hari Sabtu hari ketujuh, suatu perubahan yang tidak ada wewenang dari Alkitab”
    (A Doctrinal Cathechism, Stephen Keenan, hal 174, Edward Dunigan & Brothers, New York, 1851)
    Tanya : ” Yang manakah hari Sabat?”
    Jawab : ” Hari Sabtu adalah hari Sabat.”
    Tanya : “Mengapa kita memelihara hari Minggu dan bukan hari Sabtu?”
    Jawab : “Kita memelihara hari Minggu gantinya hari Sabtu karena gereja Katolik pada konsili Laodekia (336 M) telah memindahkan kekudusan hari Sabtu ke hari Minggu.”
    (The Convet’s Cathechism of Catolic Doctrine, Peter Geiermann, hal 50, London, 1934. Disahkan oleh Vatikan tanggal 25 Januari 1910).

    ~ “Sekarang kita sudah mengetahui bahwa hukum hari Minggu dan pemeliharaannya itu bukanlah dekrit yang berasal dari Allah melainkan adalah hukum yang kita buat sendiri. Lalu faktor yang sama (hukum Kristen dan Tradisi), yang ditempa, digubah dan ditafsirkan supaya sesuai dengan kebutuhan pada abad keenam, bisa kalau perlu ditempa lagi atau ditafsirkan kembali untuk memelihara kebutuhan sekarang ini. (Artikel, “Hari Minggu bukanlah Hari Sabat”, karangan Lawrence L. McReavy, hal 58 dalam majalah The Australian Catholic Digest, September 1941. Diterbitkan oleh the Advocate Press, Melboune, Australia).

    – “Karena hari Sabtu, bukan hari Minggu, ditetapkan dalam Alkitab, tidakkah aneh rasanya melihat bahwa non-Katolik yang mengaku mengambil agama mereka langsung dari Alkitab dan bukan dari gereja Katolik juga memelihara hari Minggu dan bukan hari Sabtu ? Ya, tentu tidak konsisten; tetapi perubahan ini dibuat kira-kira lima belas abad sebelum aliran Protestan lahir. Pada waktu lahirnya Protestan kebiasaan itu sudah menyeluruh di bumi ini. Mereka melanjutkan kebiasaan itu sekalipun hanya didasarkan atas kekuasaan gereja Katolik dan bukan atas ayat Alkitab. Pemeliharaan hari Minggu itu menjadi suatu kenangan dari gereja induk dari mana berasal sekte-sekte non-Katolik ibarat seorang anak lari meninggalkan rumah tetapi masih mengantongi potret ibunya atau jepitan rambut ibunya. (The Faith of Millions, hal 543, 544, John A. O’Brein, kata pengantar oleh Kardinal Griffing. W.H. Allen, London, th 1958).

    – “Tentu, Gereja Katolik mengaku bahwa perubahan itu adalah tindakannya sendiri. Tidak mungkin yang lain melakukan seperti itu, karena pada waktu itu tidka ada yang lain berambisi untuk melakukan hal yang sama dalam bidang spiritual atau masalah keagamaan tanpa persetujuan gereja itu. Dan perbuatan tersebut menjadi tanda kekuasaan kegerejaan dalam masalah-maslaah agama” H.F. Thomas – Perwakilan Kardinal, 11 November 1895.

    – “Alkitab menyuruh kita untuk menguduskan hari Sabtu. Perubahan itu terjadi karena tradisi Kristiani sejak zaman rasul-rasul. Tetapi tidak ada seorang pun dari rasul-rasul itu yang berkata sepatah kata pun tentang perubahan itu pada waktu mereka menulis buku Perjanjian Baru itu.” (Commentary of the Cathechism, hal 88, W.Frean, “Majellan” office, Redemption Fathers, Ballarat, Vic, Dicetak di Australia, 1959. Kata Pengantar dari yang mulia, Kardinal Gilroy).

    • 7 Mei 2012 pukul 8:52 am

      Ini namanya Tinjauan Pustaka…. kumpulan catatan ahli sejarah.

      • 22 Mei 2012 pukul 4:34 am

        JIKA SAYA PELAJARI BIO DATA ANDA, ANDA SEORANG YANG TERPELAJAR. NAMUN KETIKA SAYA BACA SELURUH TANYA JAWAB YANG MENARIK INI DARI ATAS HINGGA BAWAH/HABIS DAN JAWABAN ANDA TERKESAN HANYA SEADANYA DAN SEKENANYA SEHINGGA TERKESAN TIDAK BERBOBOT. COBALAH BERIKAN JAWABAN YANG LAYAK DAN BUKTI DARI ANDA BUKAN ASAL MENJAWAB SAJA TANPA ADA SANGGAHAN BAIK SECARA ILMIAH ATAUPUN ALKITABIAH. TERIMA KASIH

      • 23 Mei 2012 pukul 2:17 am

        Terimakasih atas masukan yg positif. Saya suka dengan masukan yg membangun. Saya akan coba menjawab pertanyaan yg masuk dengan lebih baik. God Bless Us.

  28. Edward Balbed
    6 Mei 2012 pukul 4:27 am

    Bukankah yang penting adalah kepada siapa kita menyembah, bukan masalah hari apa?

    Masalah yang utama ialah bukan sekedar soal hari saja. Tetapi masalahnya ialah siapa yang membuat perintah. Bilamana kita berhenti pada hari ketujuh dalam minggu dan beribadah dengan hikmat kepada Allah, siapakah yang kita turuti? Jawabnya mudah saja: kita sedang menuruti Allah.
    Sebaliknya jika kitabekerja pada hari ketujuh atau menggunakannya untuk kepentingan diri atau urusan dagang tapi kemudian kita berhenti serta berbakti pada hari pertama, siapakah yang sebenarnya sedang kita turuti? Tentu bukan Allah. Tuan manakah yang kita turuti?

    Alkitab berkata: “Apakah kamu tidak tahu, bahwa apabila kamu menyerahkan dirimu kepada seseorang sebagai hamba untuk mentaatinya, kamu adalah hamba orang itu, yang harus kamu taati, baik dalam dosa yang memimpin kamu kepada kematian, maupun dalam ketaatan yang memimpin kamu kepada kebenaran? (Roma 6:16). Mereka yang berani mengikuti hukum Allah sepanjang zaman telah mendapati bahwa dari waktu ke waktu perintah-perintah manusia dan perintah-perintah Allah sering bertentangan. Rasul Petrus mengalami hal yang sama namun ia berketetapan “Kita harus lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia” Kisah 5:29.

    • 7 Mei 2012 pukul 8:51 am

      Setuju dengan pernyataan Anda bahwa bukan hari apa, tetapi kepada siapa kita menyembah. Mereka yang menyembah Yesus pada setiap waktu percaya bahwa anugerah keselamatan diterima hanya melalui darah Isa Alamasih.

  29. ahok
    28 Agustus 2012 pukul 9:39 am

    Terimakasih untuk Edward Balbed, sekarang saya sudah mengerti.
    Berarti kesimpulannya adalah saya setuju dengan Bpk. Darwin bahwa kita menyembah Yesus setiap waktu (minggu-Jumat), kemudian kita secara khusus sesuai dengan perintah Tuhan untuk menguduskan hari sabat=sabtu. sebuah topik yg menarik.
    GB us.

    • 13 September 2012 pukul 5:56 am

      Sdr Ahok membuat kesimpulan yang keliru, dengan mengatakan bahwa menyembah Yesus setiap hari Minggu-Jumat.. Lalu hari Sabtu adalah hari khusus mengikuti perintah Tuhan untuk menguduskan Sabat.. Kesimpulan yang keliru.

      Setiap hari (7 hari S, S, R, K, J, S, M) adalah kudus, dan setiap hari adalah waktu untuk menyembah Yesus. Kita berkumpul pada satu hari tertentu (Sabtu bagi jemaat GMAHK, Minggu bagi Gereja lainnya) adalah sebagai “recharging” baterai rohani kita. Ibadah Sabat/Minggu adalah ibadah simbolik, sedangkan ibadah hakekat adalah setiap hari kita beribadah.

  30. Nehes
    8 Juni 2013 pukul 6:59 pm

    Bila semua hari kudus, Mengapa tidak ada orang beribadah pada hari lain selain sabtu dan minggu? Bukankah bila orang mengajarkan untuk beribadah pada hari lain, tentu siapa saja pemimpinnya pasti dianggap orang kristen sebagai sekte yang menyimpang. Itu berarti semua percaya hari yang dikuduskan oleh Tuhan yakni Sabtu atau Minggu.

    Kadang manusia terlalu banyak berpikir melebihi kuasanya. Ingin memikirkan sesuatu lebih dari penciptaNya. Kita cukup melakukan hal yang dilakukan Yesus Kristus dan menuruti perintah dan menjauhi laranganNya. karena Yesus sendiri pasti punya kuasa untuk menjelaskan smua pertentangan pada masa kini. Dan Yesus sendiri tidak pernah melakukan sesuatu yang bertentangan yang diajarkan TUHAN sampai kesudahan di bumi ini, dan Dia terus beribadah hari SABAT dan tidak pernah mengatakan Sabat telah berubah.

    Yesus punya kuasa Seperti halnya saat Dia berbicara pada muridNya dan berkata dihari ketiga bahwa Dia akan bangkit, padahal dia masih bersama2 muridNya dalam perjamuan kudus. Dia menyampaikan sesuatu yang belum terjadi. Bila Yesus mau mengubahnya tentu Dia berkata sebelum terangkat ke Surga tapi tiada kata yang diucapkannya. Dan Dia hanya memberi kuasa untuk kita menyebarkan injil ke seluruh dunia dan kita bersyukur, kita yang bukan orang Israel dibuka pintu keselamatan itu.Sabat tetaplah Sabat. sekarang menjadi pertanyaan sabtu atau minggu. Karna sesungguhnya 1 hari yang benar dan 1 hari tetap salah dimata Tuhan. Dan Yesus Kristuslah yang menjadi hakim dan menentukan siapa yang benar dan layak masuk surga.
    Bukan perkataan manusia makanya kita selamat tetapi kebenaran Injil dan Allah maka kita beroleh keselamatan.

    Dan ada berkata Hukum Taurat telah dihapus karna yesus disalibkan pasti bukan hukum Taurat Musa dari G. Sinai. Bila Sabat tidak berlaku, maka tentu smua perintah yang laintidak berlaku maka setiap orang bisa berbuat jahat dari membunuh, berzinah , tidak menghormati orangtuanya dll.

    SO LETS SAY HAPPY SABBATH

    Banyak yang keliru tentang Tulisan Paulus tetapi dia menjelaskannya di ayat ini.
    2 Petrus 3 : 16-18 “Hal itu dibuatnya dalam semua suratnya, apabila ia berbicara tentang perkara-perkara ini. Dalam surat-suratnya itu ada hal-hal yang sukar difahami, sehingga orang-orang yang tidak memahaminya dan yang tidak teguh imannya, memutarbalikkannya menjadi kebinasaan mereka sendiri, sama seperti yang juga mereka buat dengan tulisan-tulisan yang lain.
    Tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, kamu telah mengetahui hal ini sebelumnya. Karena itu waspadalah, supaya kamu jangan terseret ke dalam kesesatan orang-orang yang tak mengenal hukum, dan jangan kehilangan peganganmu yang teguh.Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Bagi-Nya kemuliaan, sekarang dan sampai selama-lamanya.”

  1. No trackbacks yet.

Tinggalkan Balasan ke Darwin Pangaribuan Batalkan balasan